Kerusakan harddisk

Kerusakan harddisk yang paling besar disebabkan oleh suplai listrik yang terputus mendadak, kemudian karena ketidakstabilan listrik.
Secara umum, suplai voltase listrik ke dalam sistem PC yang normal adalah antara 180 sampai 230 Volt. Toleransi tersebut adalah toleransi maksimal. Namun, kita harus menerima kenyataan bahwa voltase yang kita terima dari PLN kadang kala lebih rendah dari 180 Volt dan kadang kala lebih tinggi dari 230 Volt, sehingga kita membutuhkan stabilizer untuk menstabilkan voltase sesuai dengan tuntutan si komputer. Untuk menghindari kerusakan sebelum waktunya, inilah beberapa cara yang perlu diperhatikan dalam pencegahan kerusakan harddisk.

Solusi
• Usahakan komputer tidak langsung tercolok ke listrik PLN , yaitu dengan menggunakan stabilizer, pilih stabilizer yang memiliki regulator servo.

• Hindari mematikan komputer secara paksa, karena mematikan komputer secara paksa :
a. Membuat head harddisk tetap di atas pelat ketika komputer dalam keadaan mati. Bila ini dibiarkan terjadi dan berulang-ulang, pelat harddisk bisa tergores (mengakibatkan bad sektor) atau head tidak mau membaca data (harddisk mati sama sekali).
b. Membuat tangkai actuator tidak berada dalam kondisi istirahat (resikonya, actuator sebagai penggerak head tidak presisi lagi)
c. Mengakibatkan spindle motor juga akan menjadi lemah , akibatnya putaran minimal yang disyaratkan tidak terpenuhi dan head gagal membaca pelat. Biasanya, hal ini ditandai dengan bunyi “ kletek – kletek “ pada harddisk.

• Buat partisi data secara terpisah. Pemisahan data dari drive sistem operasi dan aplikasi akan menolong kita seandainya terjadi masalah dengan sistem komputer kita. Kalau sistem file di sebuah harddisk sudah semakin ruwet, satu-satunya jalan paling gampang adalah melakukan format ulang pada sistem. Nah, dengan data yang dipisah dari sistem, informasi apapun yang kita buat tidak akan terganggu oleh dorongan ingin memformat ulang .

• Hindari isi harddisk tersisa kurangdari seperdelapan . Harddisk membutuhkan ruang kosong yang agak longgar karena kadang terjadi swap file dan proses ini memakan ruang. Harddisk yang sesak dengan data juga membuat komputer tidak akan gesit dalam menjalankan aplikasi – aplikasi pada komputer. Bila memungkinkan, lakukan backup secara teratur terhadap data-data penting dan buanglah data yang sudah dibackup supaya harddisk tetap dalam volume yang relatif tetap.

• Lakukan perawatan dan pembersihan teratur. Perawatan meliputi defragmentasi (untuk merapikan ulang penataaan file ) dan Scandisk ( Untuk membuat harddisk bekerja sesuai sistem ). Pembersihan meliputi pembuangan file-file sampah, banyak program pembersih yang bisa dipilih untuk menangani pembersihan rutin.

• Jangan biarkan harddisk terlalu panas. Harddisk yang terlalu panas dalam waktu yang lama akan membuat umurnya jadi lebih pendek. Inilah sebabnya mengapa kebanyakan server diletakkan diruang berpendingin. Untuk PC dirumah , memasang fan yang cukup dan membuat aliran udara di dalam casing berlangsung cukup baik sudah relatif memadai. Bila menggunakan lebih dari satu hard-disk, usahakan tersedia fan tambahan pada casing, atau gunakan swapable disk yang memilik kipas di dalamnya.


Selengkapnya...

Troubleshooting pada perangkat monitor

Dalam mengatasi setiap masalah yang ada pada layar monitor, sebaiknya dilakukan pada monitor itu sendiri. Perhatikan kondisi yang normal pada saat komputer hidup ataupun saat dimatikan. Untuk itu ada perlu mengetahui tanda – tanda yang biasa dikeluarkan oleh monitor :

Perhatikan lampu indkator pada layar monitor yang terletak di bagian bawah dari layar monitor, jenis lampu indikator ini bermacam – bermacam tergantung dari jenis monitor yang dipakai. Lampu indikator tersebut akan menyala saat komputer dinyatakan, tetapi ada juga lampu yang dapat berubah warna saat monitor dihidupkan
Pada saat komputer dinyalakan atau dihidupkan, akan terdapat kilatan pada layar monitor. Tetapi tidak semua monitor akan terjadi hal yang demikian tergantung dari jenis monitor yang dipakai.
Pada beberapa komputer jika diatur brightness dan contrast monitor secara maksimal maka layar monitor akan tampak putih terang.

Dari uraian diatas maka dapat menganalisa jenis kesalahan yang ada pada layar monitor Anda. Berikut ini jenis kerusakan atau kesalahan yang biasa terjadi dalam sebuah monitor :
Monitor tidak hidup saat komputer dinyalakan. Saat pertama kali anda ingin menghidupkan komputer ternyata tidak ada reaksi apapun dari layar tampilan monitor. Hal ini bisa terjadi karena beberapa kemungkinan :

• Kabel power tidak atau belum terpasang dengan baik, monitor tidak akan hidup bila kabel power belum terpasang dengan baik. Agar monitor dapat menyala dengan baik periksa kabel power tersebut dan pasanglah dengan baik. Kemudian nyalakan komputer Anda dan lihat reaksi yang ditimbulkan. Jika kesalahan terletak pada kabel power ini maka monitor akan menyala dengan baik.

• Monitor tidak dapat hidup dan terdapat kilatan pada saat monitor dimatikan. Biasanya kerusakan ini disebabkan karena kerusakan pada kabel main unitnya. Untuk itu periksalah kabel data monitor pada port video out dari display adapter pada main unit. Apabila dan pasang kembali dengan baik. Monitor akan menyala apabila memang kesalahan terdapat pada kabel data unit ini.

• Terdengar suara bip dengan satu kali panjang diikuti tiga kali pendek. Maka sudah dipastikan maka kerusakan terpada pada main unit terutama pada kartu display adapternya. Langkah yang perlu Anda ambil untuk memperbaikinya letak dari kartu display adapter tersebt. Jika memang kerusakan atau kesalahan terletak dari pemasangan yang kurang baik kartu display adapter berarti monitor tidak rusak. Apabila kesalahan tersebut sudah tidak dapat diperbaiki lagi, maka boleh dipastikan bahwa kerusakan terdapat pada monitor. Untuk memerperbaikinya bawalah monitor Anda pada tukang servis komputer. Karena memang tidak sembarang orang bisa memperbaiki monitor.

 
Monitor menyala tetapi warnanya tidak terang atau kabur. Kerusakan ini bisa disebabkan karena beberapa faktor atau sebab antara lain ;

• Kabel data pada port video out tidak terpasang dengan baik. Apabila kabel data tersebut tidak terpasang dengan baik atau kurang merekat maka jenis layar tampilan berwarna agak kabur dan kekuning – kuningan. Untuk memperbaikinya pasang kabel data tersebut dalam posisi benar – benar terpasang dengan baik. Dalam hal ini jangan sampai kabel tersebut terpasang longgar.

• Pengaturan contrast dan brightness yang kurang sesuai. Pengaturan kedua hal tersebut memang sangat mempengaruhi hasil dari tampilan layar monitor. Apabila terlalu terang maka tampilan yang dihasilkan akan terasa kabur. Tetapi apabila pengaturan kedua hal tersebut diposisikan minimm maka tampilan pada layar monitor hanya warna hitam. Untuk mengetahuinya, aturlah tampilan seenak mungkin dan dapat dilihat dengan nyaman

• Keadaan monitor memang menang sudah cukup lama dipakai. Monitor yang sering dipakai dalam jangka waktu yang sudah lama membuat layar tampilan semakin lama semakin kabur. Selain itu dapat juga monitor akan kehilangan salah satu unsur warnanya. Untuk kerusakan jenis ini maka sebaiknya monitor di bawa pada tukang servis komputer.

• Layar tampilan mengecil. Hal in terjadi mungkin karena pengaturan vertical size dan horizontal size yang yang kurang benar. Untuk memperbaikinya aturlah kedua hal tersebut pada posisi yang benar.

• Layar tampilan berjalan menggulung. Untuk menghentikannya aturalah pada tombol veritcal hold dan horizontal hold






Selengkapnya...

Mengungkap Teka-teki BIOS

Banyak pengguna yang tidak menyadari pentingnya BIOS. Padahal, dari sini kita dapat mengkonfigurasikan sistem dasar untuk bekerja dengan cepat dan aman. penulis akan menunjukkan, bagaimana Anda dapat mengkonfigurasi BIOS yang optimal.
Sebagian besar keluhan pengguna PC kebanyakan hampir sama: Proses booting komputer yang terlalu lamban, hard disk-nya lumpuh, serta tampilan grafik yang bergoyang-goyang ketika memainkan game. Tidak heran, pada sistem PC yang baru, penulis mendapatkan konfigurasi BIOS yang umumnya konservatif. Bahkan, kadang-kadang tidak cocok dengan komponen yang terpasang. Langkah fine-tuning secara manual tentunya dapat membantu mengatasinya. Namun masalahnya, banyak pengguna tidak berani masuk dan mengutak- atik BIOS.
Memang mudah untuk masuk ke dalam menu BIOS, tekan saja tombol [Esc] saat booting (bervariasi, tergantung tiap PC, baca buku manual motherboard Anda). Banyak pengguna cepat kehilangan orientasi dan beresiko melakukan tuning terlalu jauh. Akibatnya, PC tidak mau dihidupkan, atau lagi-lagi crash. Untuk menghindarinya, tip berikut ini akan memberi gambaran dan panduan yang tepat untuk tuning BIOS.
Semuanya dapat dilakukan dengan 3 langkah mudah: Pertama optimalkan konfigurasi dasar, agar PC berfungsi dengan aman dan PC dapat diboot lebih cepat. Berikutnya tingkatkan kecepatan, di mana keamanan sistem masih terjamin. Tingkat 3, injak gas dan operasikan PC pada batas maksimalnya!
Resep jitu untuk menghindari kesalahan adalah: Hindari untuk mengubah lebih dari satu parameter dalam BIOS.Kemudian, boot PC dan amati apa yang terjadi. Apabila PC masih juga crash, batalkan perubahan dan lakukan perubahan di parameter yang lain. Jika setting BIOS sudah tak terkendali, setiap saat Anda dapat mengembalikan ke konfigurasi yang aman dengan mengaktifkan Load Setup Default’.
Untuk artikel ini, penulis menggunakan motherboard Athlon ASUS A7VC266 yang baru. penulis akan memperlihatkan, bagaimana motherboard ini ditingkatkan kecepatannya secara bertahap. A7VC266 ini dipilih, karena BIOS Award-nya menyediakan beberapa kemungkinan setting baru. Walaupun Award telah membeli produsen BIOS Phoenix, tampilan pengoperasiannya tetap berbeda, meski kebanyakan setting BIOS-nya semakin mirip. Oleh karena itu, sebagian besar tip yang PENULIS berikan dapat diaplikasikan juga pada BIOS AMI dan Phoenix.
Semua tip berikut juga bisa digunakan pada mainboard P-III dan P4 dengan chipset VIA. Akan tetapi, harus selalu diingat bahwa pada board ber-chipset Intel dan RDRAM (Rambus), Anda tidak dapat mengubah timing. Timing Rambus yang eksak antara chipset pada motherboard serta penulis memori pada modul RAM tidak dapat diubah.


Selengkapnya...

Apa itu Serat Optik dan Sejarahnya

Serat optik adalah saluran transmisi yang terbuat dari kaca atau plastik yang digunakan untuk mentransmisikan sinyal cahaya dari suatu tempat ke tempat lain. Cahaya yang ada di dalam serat optik sulit keluar karena indeks bias dari kaca lebih besar daripada indeks bias dari udara. Sumber cahaya yang digunakan adalah laser karena laser mempunyai spektrum yang sangat sempit. Kecepatan transmisi serat optik sangat tinggi sehingga sangat bagus digunakan sebagai saluran komunikasi.
 
Serat optik umumnya digunakan dalam sistem telekomunikasi serta dalam pencahayaan, sensor, dan optik pencitraan. 

Serat optik terdiri dari 2 bagian, yaitu cladding dan core. Cladding adalah selubung dari core. Cladding mempunyai indek bias lebih rendah dari pada core akan memantulkan kembali cahaya yang mengarah keluar dari core kembali kedalam core lagi.

Efisiensi dari serat optik ditentukan oleh kemurnian dari bahan penyusun gelas. Semakin murni bahan gelas, semakin sedikit cahaya yang diserap oleh serat optik.

Pembagian Serat optik dapat dilihat dari 2 macam perbedaan :

1. Berdasarkan Mode yang dirambatkan :
Single mode : serat optik dengan core yang sangat kecil, diameter mendekati panjang gelombang sehingga cahaya yang masuk ke dalamnya tidak terpantul-pantul ke dinding cladding.
Multi mode : serat optik dengan diameter core yang agak besar yang membuat laser di dalamnya akan terpantul-pantul di dinding cladding yang dapat menyebabkan berkurangnya bandwidth dari serat optik jenis ini.



2. Berdasarkan indeks bias core :
Step indeks : pada serat optik step indeks, core memiliki indeks bias yang homogen.
Graded indeks : indeks bias core semakin mendekat ke arah cladding semakin kecil. Jadi pada graded indeks, pusat core memiliki nilai indeks bias yang paling besar. Serat graded indeks memungkinkan untuk membawa bandwidth yang lebih besar, karena pelebaran pulsa yang terjadi dapat diminimalkan.


 
Bagian-bagian serat optik jenis single mode

Reliabilitas dari serat optik dapat ditentukan dengan satuan BER (Bit Error Rate). Salah satu ujung serat optik diberi masukan data tertentu dan ujung yang lain mengolah data itu. Dengan intensitas laser yang rendah dan dengan panjang serat mencapai beberapa km, maka akan menghasilkan kesalahan. Jumlah kesalahan persatuan waktu tersebut dinamakan BER. Dengan diketahuinya BER maka, Jumlah kesalahan pada serat optik yang sama dengan panjang yang berbeda dapat diperkirakan besarnya.

Sejarah Fiber Optic

Penggunaan cahaya sebagai pembawa informasi sebenarnya sudah banyak digunakan sejak zaman dahulu, baru sekitar tahun 1930-an para ilmuwan Jerman mengawali eksperimen untuk mentransmisikan cahaya melalui bahan yang bernama serat optik. Percobaan ini juga masih tergolong cukup primitif karena hasil yang dicapai tidak bisa langsung dimanfaatkan, namun harus melalui perkembangan dan penyempurnaan lebih lanjut lagi. Perkembangan selanjutnya adalah ketika para ilmuawan Inggris pada tahun 1958 mengusulkan prototipe serat optik yang sampai sekarang dipakai yaitu yang terdiri atas gelas inti yang dibungkus oleh gelas lainnya. Sekitar awal tahun 1960-an perubahan fantastis terjadi di Asia yaitu ketika para ilmuwan Jepang berhasil membuat jenis serat optik yang mampu mentransmisikan gambar.

Di lain pihak para ilmuwan selain mencoba untuk memandu cahaya melewati gelas (serat optik) namun juga mencoba untuk ”menjinakkan” cahaya. Kerja keras itupun berhasil ketika sekitar 1959 laser ditemukan. Laser beroperasi pada daerah frekuensi tampak sekitar 1014 Hertz-15 Hertz atau ratusan ribu kali frekuensi gelombang mikro.

Pada awalnya peralatan penghasil sinar laser masih serba besar dan merepotkan. Selain tidak efisien, ia baru dapat berfungsi pada suhu sangat rendah. Laser juga belum terpancar lurus. Pada kondisi cahaya sangat cerah pun, pancarannya gampang meliuk-liuk mengikuti kepadatan atmosfer. Waktu itu, sebuah pancaran laser dalam jarak 1 km, bisa tiba di tujuan akhir pada banyak titik dengan simpangan jarak hingga hitungan meter.

Sekitar tahun 60-an ditemukan serat optik yang kemurniannya sangat tinggi, kurang dari 1 bagian dalam sejuta. Dalam bahasa sehari-hari artinya serat yang sangat bening dan tidak menghantar listrik ini sedemikian murninya, sehingga konon, seandainya air laut itu semurni serat optik, dengan pencahayaan cukup kita dapat menonton lalu-lalangnya penghuni dasar Samudera Pasifik.

Seperti halnya laser, serat optik pun harus melalui tahap-tahap pengembangan awal. Sebagaimana medium transmisi cahaya, ia sangat tidak efisien. Hingga tahun 1968 atau berselang dua tahun setelah serat optik pertama kali diramalkan akan menjadi pemandu cahaya, tingkat atenuasi (kehilangan)-nya masih 20 dB/km. Melalui pengembangan dalam teknologi material, serat optik mengalami pemurnian, dehidran dan lain-lain. Secara perlahan tapi pasti atenuasinya mencapai tingkat di bawah 1 dB/km.

Tahun 80-an, bendera lomba industri serat optik benar-benar sudah berkibar. Nama-nama besar di dunia pengembangan serat optik bermunculan. Charles K. Kao diakui dunia sebagai salah seorang perintis utama. Dari Jepang muncul Yasuharu Suematsu. Raksasa-raksasa elektronik macam ITT atau STL jelas punya banyak sekali peranan dalam mendalami riset-riset serat optik.

2. Time Line Pengembangan Fiber Optik

1917 Theory of stimulated emission Albert Einstein mengajukanm sebuah teori tentang emisi terangsang dimana jika ada atom dalam tingkatan energi tinggi 1954 "Maser" developed Charles Townes, James Gordon, dan Herbert Zeiger di Columbia University mengembangkankan "maser" yaitu microwave amplification by stimulated emission of radiation, dimana molekul dari gas amonia memperkuat dan menghasilkan gelombang. . Pekerjaan ini menghabiskan waktu tiga tahun sejak ide Townes pada tahun 1951 untuk mengambil manfaat dari osilasi frekuensi tinggi molekular untuk membangkitkan gelombang dengan penjang gelombang pendek pada gelombang radio. 1958 Pengenalan Konsep Laser Townes dan ahli fisika Arthur Schawlow mempublikasikan paper yang menunjukan bahwa maser dapat dibuat untuk dioperasikan pada daerah infra merah dan optik. .Paper ini menjelaskan tentang konsep laser (light amplification by stimulated emission of radiation)


1960 ditemukannya Continuously operating helium-neon gas laser Laboratorium Riset Bell dan Ali Javan serta koleganya William Bennett, Jr., dan Donald Herriott menemukan sebuah continuously operating helium-neon gas laser. 1960 Ditemukannya Operable laser Theodore Maiman, seorang fisikawan dan insinyur elektro di Hughes Research Laboratories, menemukan operable laser dengan menggunakan sebuah kristal batu rubi sintesis sebagai medium. 1961 Glass fiber demonstration Peneliti industri Elias Snitzer dan Will Hicks mendemontrasikan sinar laser yang diarahkan melalui serat gelas yang tipis. Inti serat gelas tersebut cukup kecil yang membuat cahaya hanya dapat melewati satu bagian saja tetapi banyak ilmuwan menyatakan bahwa serat tidak cocok untuk komunikasi karena rugi rugi cahaya yang terjadi karena melewati jarak yang sangat jauh. 1961 Penggunaan ruby laser untuk keperluan medis Penggunaan laser yang dihasilkan dari batu Rubi yang pertama, Charles Campbell of the Institute of Ophthalmology at Columbia- Presbyterian Medical Center dan Charles Koester of the American Optical Corporation menggunakan prototipe ruby laser photocoagulator untuk menghancurkan tumor pada retina pasien. 1962 Pengembangan Gallium arsenide laser Tiga group riset terkenal yaitu General Electric, IBM, dan MIT’s Lincoln Laboratory secara simultan mengembangkan gallium arsenide laser yang mengkonversikan energi listrk secara langsung ke dalam cahaya infra merah dan perkembangan selanjutnya digunakan untuk pengembangan CD dan DVD player serta penggunaan laser printer. 1963 Heterostructures Ahli fisika Herbert Kroemer mengajukan ide yaitu heterostructures, kombinasi dari lebih dari satu semikonduktor dalam layer-layer untuk mengurangi kebutuhan energi untuk laser dan membantu untuk dapat bekerja lebih efisien. Heterostructures ini nantinya akan digunakan pada telepon seluler dan peralatan elektronik lainnya.


1966 kertas Landmark pada optical fiber Charles Kao dan George Hockham yang melakukan penelitian di Standard Telecommunications Laboratories Inggris mempublikasikan landmark paper yang mendemontrasikan bahwa fiber optik dapat mentransmisikan sinar laser yang sangat sedikit rugi-ruginya jika gelas yang digunakan sangat murni. Dengan penemuan ini kemudian para peneliti lebih fokus pada bagaimana cara memurnikan bahan gelas. 1970 Fiber Optik yang memenuhi standar kemurnian. Ilmuwan Corning Glass Works yaitu Donald Keck, Peter Schultz, dan Robert Maurer melaporkan penemuan fiber optik yang memenuhi standar yang telah ditentukan oleh Kao dan Hockham. Gelas yang paling murni yang dibuat terdiri atas gabungan silika dalam tahap uap dan mampu mengurangi rugi-rugi cahaya kurang dari 20 decibels per kilometer. Pada 1972 tim ini menemukan gelas dengan rugi-rugi cahaya hanya 4 decibels per kilometer. Juga pada tahun 1970, Morton Panish dan Izuo Hayashi dari Bell Laboratories dengan tim Ioffe Physical Institute di Leningrad, mendemontrasikan semiconductor laser yang dapat dioperasikan pada temperatur ruang. Kedua penemuan tersebut merupakan terobosan dalam komersialisasi penggunaan fiber optik. 1973 Proses Chemical vapor deposition John MacChesney dan Paul O. Connor pada Bell Laboratories mengembangkan proses chemical vapor deposition process yang memanaskan uap kimia dan oksigen ke bentuk ultratransparent glass yang dapat diproduksi masal ke dalam fiber optik yang mempunyai rugi-rugi sangat kecil. 1975 Komersialisasi Pertama dari semiconductor laser Insinyur pada Laser Diode Labs mengembangkan semiconductor laser komersial pertama yang dapat dioperasikan pada suhu kamar. 1977 Perusahaan telepon menguji coba penggunaan fiber optic Perusahaan telepon memulai penggunaan fiber optik yang membawa lalu lintas telepon. GTE membuka jalur antara Long Beach dan Artesia, California, yang menggunakan transmisi light-emitting diode. Bell Labs mendirikan sambungan yang sama pada sistem telepon di Chicago dengan jarak 1,5 mil di bawah tanah yang menghubungkan 2 s switching station.

1980 Sambungan Fiber-optic telah ada di Kota kota besar di Amerika AT&T mengumumkan akan menginstal fiber-optic yang menghubungkan kota kota antara Boston dan Washington D.C. kemudian dua tahun kemudian MCI mengumumkan untuk melakukan hal yang sama. 1987 "Doped" fiber amplifiers David Payne di University of Southampton memperkenalkan fiber amplifiers yang dikotori oleh elemen erbium. optical amplifiers abru ini mampu menaikan sinyal cahaya tanpa harus mengkonversikan terlebih dahulu ke dalam energi listrik. 1988 Kabel Pertama Transatlantic Fiber-Optic Kabel Translantic yang pertama menggunakan fiber glass yang sangat transparan sehingga repeater hanya dibutuhkanb ketika sudah mencapai 40mil. 1991 Optical Amplifiers Emmanuel Desurvire di Bell Laboratories serta David Payne dan P. J. Mears dari University of Southampton mendemontrasikan optical amplifiers yang terintegrasi dengan kabel fiber optic tersebut. Keuntungannya adalah dapat membawa informasi 100 kali lebih cepat dari pada kabel electronic amplifier. 1996 optic fiber cable yang menggunakan optical amplifiers ditaruh di samudera pasifik TPC-5, sebuah optic fiber merupakan fiber optic pertama yang menggunakan optical amplifiers. Kabel ini melewati samudera pasifik mulai dari San Luis Obispo, California, ke Guam, Hawaii, dan Miyazaki, Japan, dan kembali ke Oregon coast dan mampu untuk menangani 320,000 panggilan telepon. 1997 Fiber Optic menghubungkan seluruh dunia Fiber Optic Link Around the Globe (FLAG) menjadi jaringan abel terpanjang di seluruh dunia yang menyediakan infrastruktur untuk generasi internet terbaru.

2. Generasi Perkembangan Serat Optik

Berdasarkan penggunaannya maka sistem komunikasi serat optik (SKSO) dibagi menjadi 4 tahap generasi yaitu :

1. Generasi pertama (mulai 1975) 

Sistem masih sederhana dan menjadi dasar bagi sistem generasi berikutnya, terdiri dari : alat encoding : mengubah input (misal suara) menjadi sinyal listrik transmitter : mengubah sinyal listrik menjadi sinyal gelombang, berupa LED dengan panjang gelombang 0,87 mm. serat silika : sebagai penghantar sinyal gelombang repeater : sebagai penguat gelombang yang melemah di perjalanan receiver : mengubah sinyal gelombang menjadi sinyal listrik, berupa fotodetektor alat decoding : mengubah sinyal listrik menjadi output (misal suara) Repeater bekerja melalui beberapa tahap, mula-mula ia mengubah sinyal gelombang yang sudah melemah menjadi sinyal listrik, kemudian diperkuat dan diubah kembali menjadi sinyal gelombang. Generasi pertama ini pada tahun 1978 dapat mencapai kapasitas transmisi sebesar 10 Gb.km/s.

2 Generasi kedua (mulai 1981)

Untuk mengurangi efek dispersi, ukuran teras serat diperkecil agar menjadi tipe mode tunggal. Indeks bias kulit dibuat sedekat-dekatnya dengan indeks bias teras. Dengan sendirinya transmitter juga diganti dengan diode laser, panjang gelombang yang dipancarkannya 1,3 mm. Dengan modifikasi ini generasi kedua mampu mencapai kapasitas transmisi 100 Gb.km/s, 10 kali lipat lebih besar daripada generasi pertama.

3. Generasi ketiga (mulai 1982)

Terjadi penyempurnaan pembuatan serat silika dan pembuatan chip diode laser berpanjang gelombang 1,55 mm. Kemurnian bahan silika ditingkatkan sehingga transparansinya dapat dibuat untuk panjang gelombang sekitar 1,2 mm sampai 1,6 mm. Penyempurnaan ini meningkatkan kapasitas transmisi menjadi beberapa ratus Gb.km/s.



4. Generasi keempat (mulai 1984)

Dimulainya riset dan pengembangan sistem koheren, modulasinya yang dipakai bukan modulasi intensitas melainkan modulasi frekuensi, sehingga sinyal yang sudah lemah intensitasnya masih dapat dideteksi. Maka jarak yang dapat ditempuh, juga kapasitas transmisinya, ikut membesar. Pada tahun 1984 kapasitasnya sudah dapat menyamai kapasitas sistem deteksi langsung. Sayang, generasi ini terhambat perkembangannya karena teknologi piranti sumber dan deteksi modulasi frekuensi masih jauh tertinggal. Tetapi tidak dapat disangkal bahwa sistem koheren ini punya potensi untuk maju pesat pada masa-masa yang akan datang.

5. Generasi kelima (mulai 1989)

Pada generasi ini dikembangkan suatu penguat optik yang menggantikan fungsi repeater pada generasi-generasi sebelumnya. Sebuah penguat optik terdiri dari sebuah diode laser InGaAsP (panjang gelombang 1,48 mm) dan sejumlah serat optik dengan doping erbium (Er) di terasnya. Pada saat serat ini disinari diode lasernya, atom-atom erbium di dalamnya akan tereksitasi dan membuat inversi populasi*, sehingga bila ada sinyal lemah masuk penguat dan lewat di dalam serat, atom-atom itu akan serentak mengadakan deeksitasi yang disebut emisi terangsang (stimulated emission) Einstein. Akibatnya sinyal yang sudah melemah akan diperkuat kembali oleh emisi ini dan diteruskan keluar penguat. Keunggulan penguat optik ini terhadap repeater adalah tidak terjadinya gangguan terhadap perjalanan sinyal gelombang, sinyal gelombang tidak perlu diubah jadi listrik dulu dan seterusnya seperti yang terjadi pada repeater. Dengan adanya penguat optik ini kapasitas transmisi melonjak hebat sekali. Pada awal pengembangannya hanya dicapai 400 Gb.km/s, tetapi setahun kemudian kapasitas transmisi sudah menembus harga 50 ribu Gb.km/s.

6. Generasi keenam

Pada tahun 1988 Linn F. Mollenauer memelopori sistem komunikasi soliton. Soliton adalah pulsa gelombang yang terdiri dari banyak komponen panjang gelombang. Komponen-komponennya memiliki panjang gelombang yang berbeda hanya sedikit, dan juga bervariasi dalam intensitasnya. Panjang soliton hanya 10-12 detik dan dapat dibagi menjadi beberapa komponen yang saling berdekatan, sehingga sinyal-sinyal yang berupa soliton merupakan informasi yang terdiri dari beberapa saluran sekaligus (wavelength division multiplexing). Eksperimen menunjukkan bahwa soliton minimal dapat membawa 5 saluran yang masing-masing membawa informasi dengan laju 5 Gb/s. Cacah saluran dapat dibuat menjadi dua kali lipat lebih banyak jika dibunakan multiplexing polarisasi, karena setiap saluran memiliki dua polarisasi yang berbeda. Kapasitas transmisi yang telah diuji mencapai 35 ribu Gb.km/s.

Cara kerja sistem soliton ini adalah efek Kerr, yaitu sinar-sinar yang panjang gelombangnya sama akan merambat dengan laju yang berbeda di dalam suatu bahan jika intensitasnya melebihi suatu harga batas. Efek ini kemudian digunakan untuk menetralisir efek dispersi, sehingga soliton tidak akan melebar pada waktu sampai di receiver. Hal ini sangat menguntungkan karena tingkat kesalahan yang ditimbulkannya amat kecil bahkan dapat diabaikan. Tampak bahwa penggabungan ciri beberapa generasi teknologi serat optik akan mampu menghasilkan suatu sistem komunikasi yang mendekati ideal, yaitu yang memiliki kapasitas transmisi yang sebesar-besarnya dengan tingkat kesalahan yang sekecil-kecilnya yang jelas, dunia komunikasi abad 21 mendatan




Selengkapnya...